You Have 1 Item in your Cart. Price is $199

PROPORSI PEMAKAIAN FLY ASH PADA CAMPURAN BETON

Saturday, 19 September 2020 September

PROPORSI PEMAKAIAN FLY ASH PADA CAMPURAN BETON

Hallo sobat Tekton adhimix, kali ini rubrik “Bahas Beton” akan membahas mengenai Proporsi Pemakaian Fly Ash pada Campuran Beton, dimana sebelumnya kita membahas mengenai 4 Pengaruh pemakaian fly ash pada beton. Setelah kita mengenal pengaruhnya fly ash pada beton selanjutnya pada “Bahas Beton” kali ini kita akan membahan prosentase fly ash yang di rekomendasikan pada campuran beton.

A. Proporsi pemakaian Fly ash secara umum
Berdasarkan pembahansan sebelumnya Secara umum kita dapat membagi menjadi 4 pengaruh fly ash terhadap beton diantaranya :

1. Pengaruh terhadap beton segar

2. Pengaruh terhadap beton keras

3. Pengaruh terhadap durabilitas beton

4. Pengaruh terhadap mass concrete

Dari bahasan sebelumnya maka munculnya pertanyaan berapa banyak Fly Ash ini dalam campuran beton atau seberapa besar prosentase pemakaian Fly Ash sebagai bahan tambah ini pada campuran beton. Dalam industri readymix kita mengenal pemakaian Fly Ash berdasarkan spesifikasi proyek, dimana spesifikasi proyek tentunya di dasarkan pada kebutuhan proyek itu sendiri yang berasaskan kaidah teknis perencanaan. Pemakaian Fly Ash pada industri readymix pada umumnya terdapat spesifikasi % FA proyek yaitu 10%, 15%, 20%, dan 25%.

B. Standar Mutu Pozzolan ASTM C-618

Menurut ASTM C-618, mutu pozzolan dibedakan menjadi 3 kelas, dimana tiap-tiap kelas ditentukan komposisi kimia dan sifat fisiknya.Pozzolan mempunyai mutu yang baik apabila jumlah kadar SiO2+Al2O3+Fe2O3 tinggi & reaktivitasnya tinggi dengan kapur, ketiga kelas pozzolan adalah:

 1. Kelas N
Adalah pozzolan alam atau hasil pembakaran pozzolan alam yang dapat digolongkan didalam jenis ini seperti tanah diatomic, opaline cherts dan shales, tuff dan abu vulkanik atau pumicite, dimana bisa diproses melalui pembakaran maupun tidak, selain itu berbagai material hasil pembakaran yang mempunyai sifat pozzolan yang baik.

2. Kelas C
Adalah Fly ash yang mengandung CaO diatas 10 % yang dihasilkan dari pembakaran lignit atau sub-bitumen batubara.  Fly ash ini mempunyai sifat sebagi pozzolan, tetapi juga dapat bereaksi langsung dengan air untuk membentuk CSH, kalsium hidroksida yang mengeras seperti semen. Sifat ini disebabkan oleh kandungan kalsium yang tinggi, sehingga dalam penggunaannya fly ash ini dapat memperlambat atau mempercepat waktu setting, tergantung komposisi penggunaannya.

3. Kelas F
Adalah Fly ash yang mengandung CaO kurang dari 10 % beratnya  yang dihasilkan dari pembakaran antrhacite atau bitumen batu bara. Fly ash ini bersifat seperti pozzolan, tidak dapat mengadakan cementasi secara langsung dengan air, karena kandungan CaO nya sedikit. Dengan kandungan CaO yang kecil maka Ca(OH)2 yang dihasilkan juga lebih kecil dibandingkan kelas C. Fly ash jenis ini cenderung memperlambat waktu setting yang berarti menurunkan kekuatan awal beton.

C. Proporsi Fly Ash pada campuran beton

Metode untuk proporsi % pemakaian fly ash pada campuran beton pada dasarnya berdasarkan “trial mixtures” dengan berbagai proporsi % pemakaian fly ash pada campuran beton tersebut. Dengan melakukan evaluasi Trial mixture pengaruhnya pada kekuatan,  kebutuhan air, waktu pengerasan, dan sifat penting lainnya. Selain itu sumber atau asal pengambilan fly ash, type Fly ash memiliki properties yang berbeda beda, serta persyaratan proyek bias jadi berbeda-beda maka di perlukan “trial mixtures” untuk mendapatkan    proporsi campuran yang paling optimum. Namun biasanya range proporsi % F digunakan pada proporsi 15 sampai 35 persen dari massa total material semen. Proporsi Fly ash yang lebih besar dapat digunakan untuk mass concrete untuk mengurangi        kemungkinan retak pada saat pendinginan, untuk meningkatkan ketahanan sulfat, untuk mengontrol reaksi alkali-agregat, atau dapat digunakan dalam aplikasi khusus lainnya (Malhotra, 1984; Haque et al., 1984).

                                                                                                                                                               

Untuk proyek dengan spesifikasi khusus, atau menyediakan ketentuan khusus lainnya, prosentase atau pemakaian yang di gunakan bisa jadi berbeda dari table yang di tunjukan di atas. Dalam kasus lain dimana proyek memerlukan kekuatan awal yang tinggi, berat total cementitious material mungkin lebih besar dari pada yang di butuhkan jika semen Portland merupakan satu-satunya bahan pada campuran beton tersebut. Jika kekuatan awal yang tinggi tidak diperlukan, persentase fly ash yang sering digunakan lebih tinggi. Dapat di lihat gambar 1 di bawah ini terkait perkembangan kuat tekan beton dengan beberapa variasi campuran beton.

                                                                                
                                                                     Sumber : ACI 232
                                Gambar 1. Grafik perkembangan kuat tekan beton dari beberapa variasi campuran beton

Semakin besar proporsi pemakaian Fly Ash pada campuran beton untuk mendapatkan nilai slump yang sama maka kebutuhan air yang di perlukan lebih sedikit. Pada umumnya di temukan jumlah air yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai slump yang sama lebih sedikit di bandingngan proporsi campuran NFA atau tanpa fly ash semen portland.

Perosentase pemakaian fly ash pada campuran beton juga dibahas pada ACI 318 dimana pada Construction Requairment, Chapter Durability Requairment. Untuk beton yang terekspos kimia di atur pada table berikut :
                                          

Demikian "Bahas Beton" kali ini kali ini Sobat Tekton Adhimix, semoga bisa bermanfaat untuk kita bersama, sampai jumpa di pembahasan yang lain ya!

 

All rights reserved